Kamis, 25 Juli 2013

Transfer Factor dan HIV/AIDS


Apa itu HIV?
HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Apa itu AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.

Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.

Kapankah seorang terkena AIDS?
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
• Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
• Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
• Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
• Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.

Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi. - sumber AIDS Indonesia

HIV/AIDS dan Transfer FactorBerikut adalah Hasil studi tentang HIV dan AIDS

Studi TF dan HIV

Testimoni Transfer Factor
Cynthia berumur 27 tahun, ia sangat lemah saat tiba di rumah sakit Nkosis Haven, sampai tak mampu membopong bayinya. Ia juga tak mampu mengerjakan pekerjaan ringan seperti menyapu. Berat badannya 44 kg. Dua minggu yang lalu ia minum TF Plus. Dua minggu berikutnya berat badannya bertambah 7 kg. Karena batuk dan tidak bertenga,dilakukan pemeriksaan TBC dan ternyata positif dan diberi obat TBC serta TF Plus. Nilai CD4* ssaat tiba = 297 dan kini 340, beratnya = 63 kg. Kekuatan tubuhnya pulih. Penglihatannya baik, juga ingatannya dan kini ia mampu merawat diri sendiri maupun bayinya.

Tsidiso berumur 5 tahun, saat tiba di RS Nkosis Heaven ia sakit, tubuhnya penuh bisul dan infeksi telinganya sangat parah. Ia mulai minum TF Plus, sejauh ini telinganya sembuh, bisul-bisul di tubuhnya lenyap. Berat badannya semula 10 kg, kini 16 kg.

Feroza berumur 26 tahun, ia tiba diRS Nkosis Haven, bilan desember 1999, ia sangat kurus dan ringkih. Perlu dibantu untuk berjalan, mandi dan makan.pendengarannya jelek, ingatannya sangat jelek, penglihatan agak jelek dan tenaganya hanya 17%. ia telah berulang kali masuk rumah sakit dan kesehatannya makin buruk. Ia juga sedang hamil.3 bulan minum TF Plus, nilai ini meningkat jadi 78 dan beratnya 52kg. Kini CD4*nya 163, beratnya 55 kg dan ia telah mampu mengurus dirinya maupun putranya. Untuk seorang wanita yang 7X kami telah ucapkan selamat jalan dan 7X ia kembali ke RS dan kini sangat sehat, jarang sakit, kecuali sesekali terserang diare.

*CD4 = jenis sel darah putih ( limfosit ), dikenal pula dengan nama sel T.4, jumlah yang normal antara 500 s/d 1600. kakin kecil nilainya, makin besar kerusakan akibat HIV.

*diolah dari berbagai sumber
Untuk detil penyakit dan Produk Transfer Factor yang sesuai bisa langsung ditanyakan pada kami, Distributor Resmi 4Life

Tidak ada komentar:

Posting Komentar