Tampilkan postingan dengan label Hipertensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hipertensi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Agustus 2013

Hipertensi


Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh darah yang mengalir dalam pembuluh darah arteri. Tekanan yang tinggi ini bila berlangsung terus menerus dapat merusak atau mengganggu pembuluh-pembuluh darah kecil dalam ginjal yang lama kelamaan dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring darah.
Pada umumnya, bagi orang dewasa atau berusia 18 tahun ke atas, tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih, dapat dikatakan sebagai keadaan hipertensi. Sedangkan bagi Anda penderita diabetes dan penyakit ginjal kronik, tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih sudah dikatakan sebagai hipertensi.
Dengan mengontrol tekanan darah akan membantu memperlambat kerusakan ginjal.

Solusi perawatan penyakit ini adalah dengan mengkonsumsi:

Hipertensi (www.thetransferfactorindonesia.com)Testimoni pasien hipertensi:

HEART – ISCHAEMIC DISEASE
My mum is 89 years young and suffers from ischaemic heart disease and congestive cardiac failure. Her main complaints were severe shortness of breath on mild exertion, and coughing. She had to be wheeled around whenever we took her for an outing. I took two bottles of targeted transfer factors home to Australia from the 2002 4Life International Convention and started my mum on 2 capsules twice a day. After only three weeks she noticed some improvement in her breathing. After only 5 weeks she said the new capsules we brought back were #1, indicating with her right thumb up. Now she is able to walk further with much less shortness of breath. In mid-October we took her to Werribbee Zoo and brought the wheel chair along for her to use. After a short journey in the wheel chair she decided to walk by herself. We tried to dissuade her and told her that the walk would be too much for her heart. She insisted, and so we relented and let her push the wheelchair around the zoo. She completed the walk around the zoo with no shortness of breath! She has derived other benefits from taking targeted transfer factors, both her appetite and weight have increased! We are extremely happy targeted transfer factors has helped her. We strongly recommend targeted transfer factors for anyone with cardiovascular problems. Thank you Transfer Factor.
C.K. Benny Foo, MD, Australia.

Untuk konsultasi dan pembelian produk, hubungi:

Muhir

0852-11216375

Selasa, 21 Mei 2013

Tanda-tanda Serangan Jantung yang Sering Diabaikan


Serangan jantung kini mulai sering menyerang di usia muda. Presenter Ricky Johannes, contohnya. Pria kelahiran 25 September 1967 ini tampak masih sehat dan enerjik, namun ia meninggal karenaserangan jantung mendadak hari Jumat (22/3) lalu.
Wajar jika orang dengan kondisi yang “tampaknya sehat” tetap bisa terkena serangan jantung. Sebab, seperti dituturkan ahli jantung Muhammad Munawar MD, PhD, serangan jantung merupakan situasi ketika salah satu cabang pembuluh darah koroner tersumbat tiba-tiba. “Sebagian besar pasien didahului proses penyempitan yang berlangsung sedikit demi sedikit, bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun,” ujarnya.
Akibat penyempitan perlahan itu, kata anggota Tim Medik Presiden tersebut, penderita tidak merasakannya. Pada beberapa pasien, dinding penyempitan menjadi mudah retak (disebut juga rupture plaque), sehingga terjadi gumpalan darah yang menyumbat secara tiba-tiba. “Inilah serangan jantung (mendadak) itu,” ungkapnya.
Ketua Komite Medik pada RS Jantung Binawaluya, Jakarta, ini memaparkan bahwa dari data statistik, penyakit jantung koroner sebagian besar terjadi pada pria berusia di atas 40 tahun. Sedangkan pada wanita, di atas usia 50 tahun.
Kendati demikian, bukan tidak mungkin terjadi pada usia lebih muda. Maklum, penyebab umumnya adalah kolesterol tinggi, merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kegemukan, serta kurang olah raga.
Karena itu, Wakil Ketua Masyarakat Jantung Asia Pasifik ini mengingatkan, yang terpenting adalah pencegahan dini. Mulailah dengan mengecek apakah ada diabetes atau mengidap kadar kolesterol tinggi. Ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah.
Setelah itu, coba cek kemungkinan adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner. Cukup dengan cara sederhana seperti melihat faktor keturunan atau melalui uji latih jantung dengan beban (treadmill test). Jika mau tes dengan teknologi tinggi, bisa saja lewat MSCT (multi slice computed tomography) dan scan nuklir.
“Tetapi harus dipertimbangkan manfaat dan biayanya,” kata ahli yang menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Indonesia itu.
Tanda serangan jantung yang harus diperhatikan adalah sakit pada dada yang menjalar ke tangan, punggung, perut, kadang-kadang leher. Bisa juga ada rasa berat atau panas di dada, serta sesak napas.
Bila kondisi itu terjadi lebih dari setengah jam, dosen senior di Universitas Indonesia ini menyatakan, patut dicurigai adanya serangan jantung. Umumnya disertai keringat banyak, kadang-kadang muntah, sebagian pasien bahkan disertai kejang, seperti yang dialami almarhum Ricky Jo.
“Umumnya kejang itu disebabkan oleh serangan irama jantung yang mematikan (lethal arrhythmia), berupa fibrilasi ventricular,” katanya.
Serangan jantung seperti itu disebut mematikan, karena kalau tidak ada tindakan berupa pemberian kejut energi listrik lewat defibrillator dalam 10 menit, pasien bisa meninggal. Alatnya itu, umumnya ada di ruang gawat darurat rumah sakit atau ambulans khusus. “Tapi di negara-negara maju, malah ada di tempat-tempat umum semacam bandara atau stasiun kereta api,” ujar Dr Munawar.
Sebagai tindakan pencegahan jika ada tanda-tanda serangan jantung, berikut tips dari ahli jantung, Muhammad Munawar PhD.
1. Jangan menunda-nunda, apalagi malah mengambil tindakan tak perlu seperti dikerok atau dipijat.
2. Minum aspirin dengan dosis 100-320 mg segera. Kalau ada, berikan tambahan obat antiplatelet yang kuat seperti clopidogrel (300 mg, atu 4 tablet) atau ticagrelor 180 mg. Orang-orang dengan risiko serangan jantung tinggi hendaknya mempunya persediaan obat ini. Obat-obatan nitrat tidak banyak menolong dibanding dengan obat-obat tersebut.
3. Jangan minta pertolongan kepada teman, tetangga, atau dokter keluarga, tetapi teleponlah langsung ke rumah sakit yang siap menangani pasien serangan Jantung. Pastikan bahwa rumah sakit tersebut punya ambulans (atau minta tolong ambulans 118). Siapkan nomor telepon penting ini di ponsel Anda.
4. Pastikan pula rumah sakit yang dihubungi memiliki fasilitas pemberian thrombolisis (bila serangan Jantung masih dalam waktu kurang dari 3 jam) atau fasilitas kateterisasi jantung, dan dokternya siap melakukan tindakan pemasangan ring/stent.
Oleh: Erly Susana – Sumber : Yahoo.com