Kamis, 01 Agustus 2013

Uji Klinis Transfer factor


The Treatment

Terapi dengan transfer factor bergantung pada dosis yang digunakan. Pada infeksi virus, biasanya dimulai dengan 3 kapsul 3 kali perhari. Dosis kemudian dapat diturunkan menjadi 1 kapsul 3 kali perhari. Dosis ini dipertahankan pada kasus-kasus infeksi virus kronis, infeksi herpes kronis, chronic fatigue secondary to CMV or EBV, chronic colds, dan kasus resistensi. Jika ada infeksi virus berlebihan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 3 kapsul 3 kali perhari. Biasanya, pasien melaporkan penurunan kecenderungan terhadap cold, penurunan gejala pada hidung (Seperti postnasal drip and chronic sinus symptoms). Pada kondisi alergi, dewasa mulai dengan 2 kapsul 3 kali perhari, meningkat menjadi 3 kapsul 3 kali perhari jika gejala bertambah buruk. Dosis kemudian diturunkan pada dosis maintenance seiring dengan penurunan gejala.

Pada kasus chronic fatigue syndrome, pasien mulai dengan 3 kapsul 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tergantung respon orang tersebut. Dosis 4-5 kapsul 3 kali sehari dapat diterapkan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan/atau radioterapi, yang mengalami penurunan fungsi imun seluler.

Tes-tes fungsi imun dapat dilakukan, terutama tes penentuan CMI, dapat dilakukan untuk menentukan dosis. Dapat juga untuk menentukan jumlah cytokine, menentukan IL-2, IL-4, IFN-U, IL-10, dsb. Peningkatan jumlah IL-2 dan interferon gamma akan mengindikasikan kondisi predominant-TH1, sementara peningkatan jumlah IL-4 and IL-10 akan mengindikasikan kondisi dominant-TH2. Aktivitas sel NK, yang biasanya turun pada kasus-kasus kanker, akan meningkat dengan penggunaan transfer factor, dan dapat diukur secara periodik.

Pada kasus anak-anak yang sering mengalami serangan virus, asthma, allergic chronic sinus symptoms, and chronic candida symptoms, dosis awal sebagai berikut:

Under 1 year : ½ capsule a day (200mg of transfer factor per capsule).
1-5 years : ½ capsule a day
6-12 years :  1 capsule 2 times a day
Over 12 years :  1 capsule 3 times a day

Dosis di atas adalah dosis awal; dosis dapat dinaikkan bertahap tergantung tingkat keparahan penyakit.

Biasanya, pada saat pasien memulai mengkonsumsi transfer factor, dapat merasakan gejala seperti flu (flu-like symptoms), mual, atau gejala pada saluran pencernaan. Karena transfer factor adalah peptide kecil dan tidak mengandung protein susu, reaksi alergi sangat jarang terjadi. Gejala-gejala tersebut biasanya diklasifikasikan mekanisme Jared Herxheime, dan kemungkinan timbul sebagai reaksi awal transfer factor pada usus atau pathogen sistemik. Bila pasien diinformasikan tentang gejala yang mungkin dapat timbul, maka mereka akan terus melanjutkan perawatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar